Perbedaan Obligasi dan Saham: Biar Nggak Ketuker Pas Lagi Sok Jadi Investor
Nah, biar kamu nggak salah langkah dan bisa pamer dikit pas ngobrolin finansial di tongkrongan, yuk kita bahas dengan gaya santai tapi tetap nendang: apa sih sebenarnya perbedaan antara saham dan obligasi?
1. Pengertian Dasar: Kamu Pemilik atau Tukang Nagih?
- Saham adalah bukti kalau kamu punya bagian (alias kepemilikan) dari suatu perusahaan. Jadi kalau kamu punya saham di PT ABC, kamu secara nggak langsung adalah “bos kecil” di situ.
- Obligasi itu surat utang. Kamu minjemin duit ke perusahaan atau negara, dan mereka bakal balikin uang kamu plus bunga (kupon) dalam jangka waktu tertentu. Jadi di sini kamu berperan sebagai “tukang nagih elegan”.
2. Cara Dapet Uang: Dividen vs Kupon
- Saham kasih kamu dividen kalau perusahaannya untung. Tapi ingat, dividen ini nggak wajib ya! Kadang dapet, kadang enggak.
- Obligasi kasih kamu kupon tetap setiap bulan/kuartal. Ini semacam “uang sewa” dari duit yang kamu pinjemin ke penerbit obligasi.
3. Risiko: Siap-siap Deg-degan atau Nyantai?
- Saham lebih fluktuatif. Nilainya bisa naik gila-gilaan, tapi juga bisa nyungsep ke dasar bumi.
- Obligasi cenderung lebih stabil, terutama obligasi negara. Tapi bukan berarti nggak ada risiko—ada risiko gagal bayar, terutama di obligasi korporasi.
4. Kepemilikan dan Hak Suara
- Saham bikin kamu jadi bagian dari pemilik perusahaan dan bisa punya hak suara di RUPS (kalau kamu punya banyak banget lembar saham ya).
- Obligasi? Nggak ada hak suara. Kamu cuma minjemin duit, bukan ikut ngatur perusahaan.
5. Waktu Investasi: Jangka Panjang atau Menyesuaikan
- Saham cocok buat investasi jangka panjang karena punya potensi pertumbuhan tinggi walau roller coaster.
- Obligasi lebih ideal buat yang cari penghasilan tetap atau tujuan keuangan jangka menengah-pendek.
6. Gimana Cara Beli Keduanya?
- Saham bisa dibeli lewat aplikasi sekuritas kayak Stockbit, Ajaib, atau BCAS Best
- Obligasi bisa dibeli lewat Bareksa, Bibit, Tokopedia Investasi, atau pasar sekunder di sekuritas
7. Contoh Nyata Biar Makin Nge-klik
Bayangin kamu punya Rp 10 juta.
- Kalau kamu beli saham Telkom, kamu jadi pemilik sebagian kecil Telkom, dan bisa dapat dividen kalau mereka bagi.
- Tapi kalau kamu beli ORI (Obligasi Negara Ritel), kamu minjemin uang ke negara, dan setiap bulan dapat kupon (bunga tetap).
8. Mana yang Lebih Baik?
Nggak ada yang lebih baik secara mutlak. Semua tergantung tujuan kamu:
- Mau cuan besar tapi siap mental naik-turun? Pilih saham
- Mau pendapatan tetap dan lebih tenang? Pilih obligasi
- Mau aman dan cuan seimbang? Gabungkan keduanya (diversifikasi portofolio itu kunci!)
Kesimpulan
Saham dan obligasi itu ibarat dua alat musik dalam orkestra investasi kamu. Yang satu semangat dan penuh kejutan, yang satu kalem dan bikin stabil.
Jadi kalau kamu mau bangun portofolio yang solid, kenali peran masing-masing. Jangan asal pilih cuma karena “temen bilang saham cuan” atau “obligasi aman banget”.
Belajar dikit-dikit, lama-lama jadi investor yang paham, bukan cuma ikut-ikutan.
FAQ (Pertanyaan yang Sering Ditanyakan)
1. Apa bisa punya saham dan obligasi sekaligus?
Bisa banget! Malah dianjurkan untuk diversifikasi
2. Mana yang cocok buat pemula?
Obligasi biasanya lebih aman buat pemula yang belum siap ngeliat portofolionya merah terus
3. Bisa dapet uang rutin dari saham?
Kalau sahamnya rajin bagi dividen, bisa. Tapi nggak pasti
4. Apa saham selalu lebih cuan dari obligasi?
Nggak juga. Kadang obligasi justru lebih stabil dan untung saat pasar saham lagi berantakan
5. Bisa beli keduanya lewat HP?
Yup! Semua sekarang bisa dibeli lewat aplikasi. Praktis banget!
Kalau kamu pengin tahu lebih dalam tentang strategi campur saham dan obligasi biar cuan maksimal, tinggal bilang aja—kita bahas santai kayak biasa!
Posting Komentar